Kepedulian Pemuda Dan Permasalahannya
Bagaimana pendayagunaan pemuda dalam mewujudkan Indonesia Bebas Sampah 2020 ?, Bagaimana realita yang ada saat ini ?, apakah memunculkan ke ironian atau keberhasilan, untuk lebih lengkapnya simak artikel berikut ini Sebagai kaum muda, saya menyadari kurangnya perhatian para pemuda/i terhadap lingkungan, banyak pertanyaan yang mengusik yaitu
1. Adakah perhatian dari kaum pemuda itu sendiri
2. Ada yang peduli, tapi bagaimana caranya
3. Ada yang peduli, mau gabung komunitas tapi syarat keanggotaan yang berbelit
4. Sudah tergabung di dalam komunitas, tetapi kegiatannya absurd
5. Sudah tergabung di komunitas, sepi
Semua ada sebabnya, mari kita telisik satu persatu
1. Perhatian kaum muda
Sangat gamblang di jawab, perhatian kaum muda terhadap masalah sampah memang sangat, dan sangat kurang, kenapa, karena kurangnya edukasi dan pemberdayaan pemuda tentang sampah yang sejatinya bisa dikurangi dan diolah lhoo.
2. Ada yang peduli, tapi bagaimana caranya
Nah ini yang patut dipertanyakan, bagaimana caranya, gabung komunitas yang isinya para pemuda-pemudi yang peduli dengan lingkungan, atau gabung dengan warga, ikuti workshopnya, dan aksi-aksi lainnya
3. Mau gabung komunitas tapi syarat keanggotaan yang berbelit
Usia harus SMP saja, SMA saja, SMP - SMA saja, atau Mahasiswa saja, ada tes ini, ada tes itu, berbelit, memang niatnya baik, tapi kok rasanya rasis syarat yaa ???, persyaratan itu yang umum-umum saja tho, yang mudah-mudah, berikan kesempatan untuk tumbuh, nanti lama-lama menjadi bibit yang unggul kan
4. Kegiatan komunitas yang absurd
Absurd, itu itu aja, apa nggak bosan ya, setau saya komunitas yang ada saat ini kegiatannya ngapain deh, mungutin sampah, kurangi plastik, ini, itu, ini, itu, lagi lagi lagi lagi, bosen tau, coba deh bikin acara yang lain daripada yang lain, yang asyik gitu lho
5. Sepi
Ini sih akibat yang diatas tidak mau di evaluasi yaa, absurd sekali deeeh, ahhh ini sih bisa tutup buku untuk sementara, atau selama-lamanya, alangkah baiknya mengundurkan diri, atau giatin deeh kegiatan ngumpul gitu
Itu baru sedikit permasalahan yang ada, sekarang yang menjadi pertanyaan, lantas untuk menyempurnakan masalah yang sedemikian rupa diatas, bagaimana penyelesaiannya, agar permasalahan yang absurd itu tidak terjadi dikemudian hari.
Saya (Moch Isa) dengan LabTanya (Ign Susiadi Wibowo dan Wilma Chrysanti), bersama-sama menggodok sebuah komunitas, dimana didalam komunitas tersebut (semoga saja) dibuat dengan syarat yang mudah, mudah dijangkau, sejalan dengan inisiatif Kota Tanpa Sampah, kebijakan RT / RW, peraturan pemerintah, kegiatan yang tidak absurd, yang seru dan ramai
Tapi kata siapa, kita yang muda tidak peduli terhadap lingkungan, ada kok contohnya Lula, bisa dilihat di artikel saya yang berjudul LULA, yang berlawanan dengan statement yang saya katakan diatas, artinya masih ada harapan yang besar kita titipkan kepada pemuda-pemudi yang lain.
Untuk mengenal lebih dalam bisa dilihat pada artikel mengenal komunitas pemuda tanpa sampah, yuuk jadi generasi tanpa sampah, mariii
Komentar
Posting Komentar