Pemuda Zaman Now, Pemuda Yang Bernilai Dampak
Menyambung post saya yang tadi, Paradigma Singkat, saya mengambil salah satu contoh dari post itu yakni "pemuda yang tidak kuliah dianggap bodoh, padahal memiliki prestasi atau potensi lebih", secara mendasar sudah dibahas faktor, akibat dan solusi, kali ini akan dibahas solusi dari permasalahan tadi secara konkrit, lebih tajam dan mendalam.
"Berikan aku sepuluh pemuda akan ku guncangkan dunia" begitulah salah satu kutipan pidato Ir. Soekarno, bukan itu saja ada banyak pidatonya yang menaruh harapan dan perubahan positif di masa depan.
Sekarang dari kasus paradigma singkat yang terjadi apa bisa, jawabannya jelas sulit, kenapa sulit?, akibat paradigma singkat yang negatif soal pemuda itu, apakah harus kuliah baru bisa merubah dunia? atau harus punya titel dulu seperti Prof. Dr. Drs. dr. HC. H. xxx S...., M...., Bch, M numpuk di usia muda lalu merubah dunia?, rasanya sulit.
Lalu apa, bagaimana itu pemuda yang bernilai dampak, pemuda yang bernilai dampak adalah pemuda yang memiliki pengaruh dan melakukan perubahan yang positif, contoh : pemuda yang mengaktivasi ruang baca di kampung, menjadi pelopor di lingkungan, dan lainnya.
Memiliki pengaruh dan melakukan perubahan yang positif bukan berarti menciptakan teknologi, membuat ini, itu dan lainnya, itu belum berdampak dan akan lama lalu menghilang, yang dimaksud dalam konteks ini adalah berdampak cepat dan akan terjadi terus atau sesaat yang akan diingat selamanya dan akan menjadi kenangan.
Yang mana bisa dibilang berdampak? secara singkat bisa dikatakan memiliki dua syarat yaitu pemuda bernilai guna dan tambah, apa itu ? dapat dikatakan bernilai guna apabila bisa melakukan sesuatu hal walau banyak rintangan yang menerpa, dan bernilai tambah apabila berprestasi dan berpengaruh bagi lingkungan, contoh mudahnya adalah
bernilai guna apabila sudah lulus sekolah atau dapat mengatur waktu, dan siap untuk melakukan sesuatu hal, contoh : siap untuk kerja, wirausaha
bernilai tambah apabila memiliki lebih banyak pengetahuan dan pengalaman daripada orang lain disekitar lingkungan atau berpengaruh, contoh : sering menghadiri seminar-seminar, kursus, dan lainnya.
Kedua nilai tadi akan lebih sempurna jika ditambah dengan nilai dampak, apa jadinya jika pemuda sudah bernilai dampak?, jadinya pemuda akan berpikir lebih kreatif dan berimajinasi tentang perubahan lingkungannya, memiliki segala keresahan dan ingin membuat lingkungannya lebih baik, dan secara otomatis akan menular ke yang lain baik generasi tua dan penerus.
Lalu masalah dan keuntungan apa siih menjadi pemuda yang berdampak, secara analitik SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) yaitu
Strenght (Kekuatan)
Hubungan sosial sesama individu dalam komunitas lebih terjalin, yang tak kenal menjadi kenal.
Dapat melakukan kegiatan kreatif bersama
Weakness (Kekurangan)
Pandangan beberapa individu apabila melakukan suatu hal dengan paradigma singkat yang negatif seperti nongkrong tak jelas, judi dan lainnya
Opportunity (Peluang)
Bisa menambah hubungan sosial dengan orang atau komunitas lain
Mengenalkan komunitasnya dalam acara tertentu
Menjadi komunitas yang mandiri
Threat (Hambatan)
Kurangnya bantuan atau dukungan dari pihak luar
Paradigma singkat yang masih melekat pada individu lain
Lalu apa kaitannya dengan paradigma singkat ??, pemuda bernilai guna dan bernilai tambah langsung dikenal, dibanggakan, disanjung dan dipuja, sedangkan pemuda yang berdampak diperlakukan biasa saja tak diperdulikan bagai anak tiri, faktanya pemuda yang bernilai guna dan bernilai tambah belum tentu bisa melakukan dampak perubahan yang positif, minimal di lingkungan tempat tinggalnya, baru memikirkan dirinya sendiri, sedangkan pemuda yang berdampak adalah pemuda yang peduli, memiliki keresahan yang sama dengan lingkungannya, ingin merubah lingkungannya menjadi lebih baik dan positif diatas kepentingan dirinya sendiri.
Contoh paradigma singkat negatifnya adalah
Kasus 1
Pemuda yang tidak kuliah di universitas negeri, bekerja di tempat yang keren, tidak menerima beasiswa, di cap bodoh
Fakta
Ternyata memang dia pintar, bernilai guna dan tambah, memiliki keresahan dan ingin melakukan perubahan positif, melakukan ini itu daan tanpa sadar diliput koran, tv dan lainnya, namanya pun tak disebut bahkan tak diwawancarai.
Kasus 2
Melihat nongkrong sebagai hal yang negatif, nongkrong sebentar dikira judi, mabuk, dan lainnya
Fakta
Nongkrong tidak harus sebagai penyaluran hal negatif, tetapi nongkrong merupakan cara santai untuk membahas langkah perubahan yang dilakukan untuk lingkungannya di masa depan
Dari kasus paradigma singkat ini ada harapan yang muncul bahwa saat ini diperlukan pemuda yang berdampak, bukan berarti harus sekolah di tempat mahal, gelar sarjana yang panjang, SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar golongan), tetapi memiliki keresahan, ingin berkontribusi dan merubah lingkungannya lebih baik.
Epilog
Pemuda yang berdampak merupakan sebuah solusi bagi yang belum bekerja dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, daripada lari mengisi kegiatan ke arah yang negatif, lebih baik diarahkan ke positif.
Bisa mengisi waktu menjadi relawan, menanam, menghadiri seminar-seminar, ikut komunitas-komunitas positif, maka kita akan mendapat sebuah ilmu dan modal baru untuk merubah lingkungan dan mewujudkan masa depan yang lebih baik.
Menurut berita dari UNDP (United Nation Development Program) Indonesia atau Program Lingkungan PBB Indonesia bahwa saat ini sedang meluncurkan SDGs (Sustainable Development Goals) Network Jaringan tujuan pembangunan berkelanjutan, diharapkan dengan adanya SDGs Network ini, melahirkan pemuda-pemuda yang berdampak dan membawa perubahan positif di Indonesia, So.
Don't Judge A Book By The Cover
"Berikan aku sepuluh pemuda akan ku guncangkan dunia" begitulah salah satu kutipan pidato Ir. Soekarno, bukan itu saja ada banyak pidatonya yang menaruh harapan dan perubahan positif di masa depan.
Sekarang dari kasus paradigma singkat yang terjadi apa bisa, jawabannya jelas sulit, kenapa sulit?, akibat paradigma singkat yang negatif soal pemuda itu, apakah harus kuliah baru bisa merubah dunia? atau harus punya titel dulu seperti Prof. Dr. Drs. dr. HC. H. xxx S...., M...., Bch, M numpuk di usia muda lalu merubah dunia?, rasanya sulit.
Lalu apa, bagaimana itu pemuda yang bernilai dampak, pemuda yang bernilai dampak adalah pemuda yang memiliki pengaruh dan melakukan perubahan yang positif, contoh : pemuda yang mengaktivasi ruang baca di kampung, menjadi pelopor di lingkungan, dan lainnya.
Memiliki pengaruh dan melakukan perubahan yang positif bukan berarti menciptakan teknologi, membuat ini, itu dan lainnya, itu belum berdampak dan akan lama lalu menghilang, yang dimaksud dalam konteks ini adalah berdampak cepat dan akan terjadi terus atau sesaat yang akan diingat selamanya dan akan menjadi kenangan.
Yang mana bisa dibilang berdampak? secara singkat bisa dikatakan memiliki dua syarat yaitu pemuda bernilai guna dan tambah, apa itu ? dapat dikatakan bernilai guna apabila bisa melakukan sesuatu hal walau banyak rintangan yang menerpa, dan bernilai tambah apabila berprestasi dan berpengaruh bagi lingkungan, contoh mudahnya adalah
bernilai guna apabila sudah lulus sekolah atau dapat mengatur waktu, dan siap untuk melakukan sesuatu hal, contoh : siap untuk kerja, wirausaha
bernilai tambah apabila memiliki lebih banyak pengetahuan dan pengalaman daripada orang lain disekitar lingkungan atau berpengaruh, contoh : sering menghadiri seminar-seminar, kursus, dan lainnya.
Kedua nilai tadi akan lebih sempurna jika ditambah dengan nilai dampak, apa jadinya jika pemuda sudah bernilai dampak?, jadinya pemuda akan berpikir lebih kreatif dan berimajinasi tentang perubahan lingkungannya, memiliki segala keresahan dan ingin membuat lingkungannya lebih baik, dan secara otomatis akan menular ke yang lain baik generasi tua dan penerus.
Lalu masalah dan keuntungan apa siih menjadi pemuda yang berdampak, secara analitik SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) yaitu
Strenght (Kekuatan)
Hubungan sosial sesama individu dalam komunitas lebih terjalin, yang tak kenal menjadi kenal.
Dapat melakukan kegiatan kreatif bersama
Weakness (Kekurangan)
Pandangan beberapa individu apabila melakukan suatu hal dengan paradigma singkat yang negatif seperti nongkrong tak jelas, judi dan lainnya
Opportunity (Peluang)
Bisa menambah hubungan sosial dengan orang atau komunitas lain
Mengenalkan komunitasnya dalam acara tertentu
Menjadi komunitas yang mandiri
Threat (Hambatan)
Kurangnya bantuan atau dukungan dari pihak luar
Paradigma singkat yang masih melekat pada individu lain
Lalu apa kaitannya dengan paradigma singkat ??, pemuda bernilai guna dan bernilai tambah langsung dikenal, dibanggakan, disanjung dan dipuja, sedangkan pemuda yang berdampak diperlakukan biasa saja tak diperdulikan bagai anak tiri, faktanya pemuda yang bernilai guna dan bernilai tambah belum tentu bisa melakukan dampak perubahan yang positif, minimal di lingkungan tempat tinggalnya, baru memikirkan dirinya sendiri, sedangkan pemuda yang berdampak adalah pemuda yang peduli, memiliki keresahan yang sama dengan lingkungannya, ingin merubah lingkungannya menjadi lebih baik dan positif diatas kepentingan dirinya sendiri.
Contoh paradigma singkat negatifnya adalah
Kasus 1
Pemuda yang tidak kuliah di universitas negeri, bekerja di tempat yang keren, tidak menerima beasiswa, di cap bodoh
Fakta
Ternyata memang dia pintar, bernilai guna dan tambah, memiliki keresahan dan ingin melakukan perubahan positif, melakukan ini itu daan tanpa sadar diliput koran, tv dan lainnya, namanya pun tak disebut bahkan tak diwawancarai.
Kasus 2
Melihat nongkrong sebagai hal yang negatif, nongkrong sebentar dikira judi, mabuk, dan lainnya
Fakta
Nongkrong tidak harus sebagai penyaluran hal negatif, tetapi nongkrong merupakan cara santai untuk membahas langkah perubahan yang dilakukan untuk lingkungannya di masa depan
Dari kasus paradigma singkat ini ada harapan yang muncul bahwa saat ini diperlukan pemuda yang berdampak, bukan berarti harus sekolah di tempat mahal, gelar sarjana yang panjang, SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar golongan), tetapi memiliki keresahan, ingin berkontribusi dan merubah lingkungannya lebih baik.
Epilog
Pemuda yang berdampak merupakan sebuah solusi bagi yang belum bekerja dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, daripada lari mengisi kegiatan ke arah yang negatif, lebih baik diarahkan ke positif.
Bisa mengisi waktu menjadi relawan, menanam, menghadiri seminar-seminar, ikut komunitas-komunitas positif, maka kita akan mendapat sebuah ilmu dan modal baru untuk merubah lingkungan dan mewujudkan masa depan yang lebih baik.
Menurut berita dari UNDP (United Nation Development Program) Indonesia atau Program Lingkungan PBB Indonesia bahwa saat ini sedang meluncurkan SDGs (Sustainable Development Goals) Network Jaringan tujuan pembangunan berkelanjutan, diharapkan dengan adanya SDGs Network ini, melahirkan pemuda-pemuda yang berdampak dan membawa perubahan positif di Indonesia, So.
Don't Judge A Book By The Cover
Komentar
Posting Komentar