Sekadar Saran #1 (OSIS dalam era millenial)
Apa kabar semuanya, salam jumpa, kalau anda bertanya, kemanakah perginya pemilik dari blog ini ?, rupanya tidak kemana-mana kok, tetapi sekarang lagi sibuk menjadi Jurnalis Web dari salah satu perusahaan, nggak usah di sebut yaa, rahasia illahi itu.
Setelah anda mengetahui sekadar saran, kali ini saya akan memberikan saran yang pertama, sekaligus cerita masa-masa sekolah SMK dulu, tidak semua, tetapi waktu menjadi OSIS saja.
Sekadar Saran #1 06112017
OSIS dalam era millenial
Pernah saya sampaikan dalam artikel
OSIS dalam menghadapi era teknologi
E-OSIS (OSIS Elektronik)
Kedua artikel diatas merupakan artikel yang sebenarnya perlu dibaca bagi kalangan organisatoris, bahkan pembina dan pengurus OSIS maupun BEM, walaupun memiliki sedikit perbedaan.
Nah kali ini ada sedikit kisah mengenai pengembangan E-OSIS, berikut kisahnya
Sebenarnya ini bisa dibilang terobosan yang agak ketinggalan, tetapi hal ini baru ditempat saya bersekolah, web sekolah ada, blog jurusan hanya beberapa, OSIS nya paling parah, sebuah keparahan yang indah, mengapa ???
Pada saat itu OSIS nya tidak memiliki web, jangan kan web, akun medsos aja tidak punya, parah sekali kan, akhirnya pada waktu itu senior saya membuatkan akun twitternya, itu baru satu medsos, facebook belum ada, e-mail cadangan baik yahoo atau gmail, tidak ada, akhirnya saya harus memulai betul-betul dari nol, mulai membuat e-mail, akun fanspage facebook dan blogspot, kenapa blogspot ???
Mana ada siih budget pemeliharaan OSIS, jangankan dipikirkan, biaya menghidupi sekolahnya saja sudah harus mengencangkan ikat pinggang, maklum saja sekolah saya baru pindah dari gedung yang lama, ke gedung yang baru.
Itu perjuangan yang sangat ekstrim sekali, akhirnya oleh senior saya, saya mendapatkan akun twitter OSIS itu dengan kata sandinya, sayang sekali, tidak memberikan e-mail dan kata sandinya, awalnya biasa saja, akhirnya karena faktor lupa, jadi akun tersebut sekarang benar-benar mati, dan sebagai gantinya saya buatkan akun keduanya.
Dan yang pegang semua itu adalah saya, karena waktu itu belum ada yang berani memegangnya, termasuk HUMAS nya sendiri, maklum saja, saya menjadikan ini sebagai laboratorium percobaan, toh nantinya akan diperbaiki nantinya dan akan lebih baik daripada saya.
Akhirnya sampai saya lengser, secara terhormat looh, bukan karena kinerja yang jelek, tetapi memang sudah habis masa bhaktinya, sudah kelas 12 dan akan menghadapi ujian nasional, bayangkan, tetapi masih saja saya harus pegang, walau secara organisatoris sudah diserahkan kepada wakil saya.
Ada sedikit cerita, salah satu guru saya merupakan pengawas aktivitas dunia maya sekolah saya, dan beliau bercerita kepada saya, "Isa, saya ini pengawas aktivitas di dunia maya, saya pantau akun yang berkaitan SMK ... .,.. kebanyakan mereka menamakan akunnya secara pribadi, dan e-mail yang pribadi, saya salut sama kamu sa, kamu membuat blog OSIS yaa", saya jawab "ya Pak, ada apa", kemudian di jawab kembali "saya salut, karena kamu membuat blog nama OSIS, emailnya nama OSIS, bukan nama pribadi, seperti yang bapak temukan, oh yaa sa, kalau kamu sudah lulus, tolong serahkan kepada saya, nanti saya serahkan ke OSIS yang selanjutnya, tolong nanti sms atau facebook bapak".
Singkat cerita, artinya saya sudah melakukan yang sebagaimana mestinya, sekarang saya tinggal UN, lulus, periksa akun-akun lalu serahkan kepada guru saya, akhirnya pula saya mengerjakan itu sendiri, baik pemeriksaan email, password, dan lain-lain, agar pada saat diserahkan saya tenang dan tinggal tidur, akhirnya setelah saya selesai saya serahkan dan tuntaslah sudah.
Sejak saat itu, hingga beberapa saat yang lalu, saya membuka instagram, ternyata sudah membuat akun instagram dan aktif, walaupun tidak aktif setiap hari, tetapi saya agak lega, bisa melihat OSIS saat ini bisa berkreasi dan bebas berekspresi, tidak seperti dulu.
Itu baru cerita lhoo. panjang yaa, tetapi begitulah asam garam melahirkan E-OSIS di sekolah
Sekarang baru masuk ke dalam inti ceritanya, itu baru pemanasan doang, sarannya kapan niih, OK, OK mari kita mulai
Saat ini merupakan era milenial yang sangat...sangat...sangat bergantung dengan teknologi, apa saja bisa pakai teknologi, misalnya tutorial mencuci baju, memakai dasi, pelajaran pun bisa buka youtube atau line, facebook, whatsapp, mudah kan, tidak perlu tanya ayah, ibu ataupun keluarga yang lain.
OSIS pun juga begitu, tidak bisa terlepas dari era ini, lalu bagaimana eksistensialnya secara IPTEK, mudah kok cari saja dengan keyword OSIS di google, atau OSIS sekolahmu di google, pasti langsung di arahkan ke akun medsosnya, dan itu pasti.
Timbul masalah dalam seksi OSIS, yang berhak memegang komunikasi adalah Humas apa akun-akun itu akan dipegang Humas saja, apakah isinya itu-itu saja, tentang OSIS, acara disekolah yang basi, tidak, tidak sekali, kalau seperti itu artinya OSIS nya belum bisa kreatif.
Maka itu diperlukan sebuah seksi baru, dimana seksi ini tugasnya membantu Humas yang secara koordinator seperti yang lain kok, secara organisatoris apalagi, jangan ditanya, sama kok, hanya seksinya di tambah, lebih lanjut silahkan baca
Perlunya Seksi IPTEK Di dalam OSIS
Nah perlu dipertanyakan haruskah menunda menambah satu seksi saja, cukup tiga orang kok, tidak perlu banyak-banyak, karena kerjanya paling enak cuman buka handphone, ketik sana-sini, kelar kok, nahh kekreatifan inilah malah diperlukan dalam kehidupan nyata.
Dengan adanya seksi IPTEK ini patut di kedepankan, bahwa generasi millenial tidak terlepas dari teknologi, bahkan paham teknologi, sangat perlu adanya seksi ini di dalam OSIS, buat yang belum ada, jangan menunda dan jangan menunggu, buatlah sekarang juga.
Hmmm, menyangkut OSIS dan teknologi, saya rasa sudah tidak perlu lagi rapat OSIS secara fisik, butuh ruang yang besar, meja dan papan nama terpampang, cukup laptop, fasilitas internet saja sudah cukup, rapat-rapat OSIS bisa dilaksanakan di whatsapp atau line, bisa juga skype, bisa teleconfrence, canggih bukan.
Buatlah grup pengurus OSIS di whatsapp atau line, jadikan ketua, wakil sebagai admin grup, kalau perlu ajak pembinanya dan jadikan admin, canggih bukan, tidak perlu TOA lagi, surat edaran lagi, cukup di genggaman tanganmu saja sudah bisa rapat OSIS.
Lalu apa langkah selanjutnya untuk OSIS, tolong bagian ini dibaca dengan seksama dan diminta perhatiannya sekejap
Buatlah kegiatan seru
Anak zaman milenial kalau sudah mendengar kata bosan, bosan terus, coba sesekali OSIS membuat kegiatan yang seru, yang millenial dan bermanfaat, coba biasakan berekspresi dulu dalam rapat, baru diolah secara serius, biarkan ide millenial kalian mengalir begitu saja, lalu konsultasikan ke pembina dan guru yang lain, rapatlah dengan cara yang seru, serius tapi santai, gunakan cara unik atau media unik dalam penyampaian rapat.
Pancing respon dengan medsos
Sebagaimana tadi disampaikan diatas, medsos adalah sarana ampuh untuk berkomunikasi, komunikasilah dengan temanmu, kakak kelasmu, juniormu, untuk meminta pendapat, jangan buat survei yang kaku-kaku amat, biarkan mengalir saja, berjalan santai, dan harap bersabar.
Buatlah poster kegiatan
Walaupun kegiatan disekolah sekalipun, coba buat poster kegiatan yang unik dengan gambar-gambar yang instagrammable, yang difoto ok dan cool, kalau dibuat mural atau spanduk bisa jadi background foto yang apik dan bagus.
Biarkan OSIS mengalir
Buat bapak dan ibu guru yang menjadi pembina, ini nasihat untuk anda, jangan paksakan OSIS menjadi seperti yang anda inginkan, saya akui waktu sekolah dulu aturan dijunjung tinggi, disiplin juga tinggi, harus teratur dan rapih, sekarang zaman millenial sudah beda, tetapi tooh beberapa yang baik bisa diambil.
Biarkanlah OSIS mengalir mengikuti zaman dan kepengurusannya, setiap ketua dan pengurusnya pasti mempunyai target sendiri-sendiri dan ide yang impresif dan bombastis, jangan dihalangi, kan bisa yaa bapak-ibu.
OSIS, organisasi yang sosial
Seperti yang kita ketahui OSIS juga tidak bisa berdiri sendiri, OSIS sekolah kita berada memerlukan OSIS sekolah lain, untuk belajar dan studi banding, dan berkolaborasi kalau bisa, saat ini banyak forum-forum OSIS baik tingkat kelurahan, kecamatan, kabupaten / kota, provinsi, bahkan nasional, contohnya khusus SMK di Jakarta Barat ada FOSJ-B (Forum OSIS SMK Jakarta Barat), tingkat nasional ada FON (Forum OSIS Nusantara), coba bergabung dan berkolaborasi di dalamnya akan seru dan menarik
Khusus forum-forum yang sudah ada, tolong hidupkan dan buatlah kegiatan kalian semenarik mungkin, hidupkan media sosial kalian, OSIS bukanlah sekadar lambang yang dipakai di dada seragam putih kalian, melainkan sebagai identitas, dan harga diri kalian sendiri, harga mati.
Sarannya memang singkat dan padat, dibantu cerita yang mungkin juga ada cerita kalian mengenai asam garam pahit getir dalam OSIS, mudah-mudahan saya bisa sedikit membantu, silahkan kontak Facebook, gmail, dan twitter saya, kalau Line dan Whatsapp silahkan tanya-tanya secara pribadi yaa.. hehe
Setelah anda mengetahui sekadar saran, kali ini saya akan memberikan saran yang pertama, sekaligus cerita masa-masa sekolah SMK dulu, tidak semua, tetapi waktu menjadi OSIS saja.
Sekadar Saran #1 06112017
OSIS dalam era millenial
Pernah saya sampaikan dalam artikel
OSIS dalam menghadapi era teknologi
E-OSIS (OSIS Elektronik)
Kedua artikel diatas merupakan artikel yang sebenarnya perlu dibaca bagi kalangan organisatoris, bahkan pembina dan pengurus OSIS maupun BEM, walaupun memiliki sedikit perbedaan.
Nah kali ini ada sedikit kisah mengenai pengembangan E-OSIS, berikut kisahnya
Sebenarnya ini bisa dibilang terobosan yang agak ketinggalan, tetapi hal ini baru ditempat saya bersekolah, web sekolah ada, blog jurusan hanya beberapa, OSIS nya paling parah, sebuah keparahan yang indah, mengapa ???
Pada saat itu OSIS nya tidak memiliki web, jangan kan web, akun medsos aja tidak punya, parah sekali kan, akhirnya pada waktu itu senior saya membuatkan akun twitternya, itu baru satu medsos, facebook belum ada, e-mail cadangan baik yahoo atau gmail, tidak ada, akhirnya saya harus memulai betul-betul dari nol, mulai membuat e-mail, akun fanspage facebook dan blogspot, kenapa blogspot ???
Mana ada siih budget pemeliharaan OSIS, jangankan dipikirkan, biaya menghidupi sekolahnya saja sudah harus mengencangkan ikat pinggang, maklum saja sekolah saya baru pindah dari gedung yang lama, ke gedung yang baru.
Itu perjuangan yang sangat ekstrim sekali, akhirnya oleh senior saya, saya mendapatkan akun twitter OSIS itu dengan kata sandinya, sayang sekali, tidak memberikan e-mail dan kata sandinya, awalnya biasa saja, akhirnya karena faktor lupa, jadi akun tersebut sekarang benar-benar mati, dan sebagai gantinya saya buatkan akun keduanya.
Dan yang pegang semua itu adalah saya, karena waktu itu belum ada yang berani memegangnya, termasuk HUMAS nya sendiri, maklum saja, saya menjadikan ini sebagai laboratorium percobaan, toh nantinya akan diperbaiki nantinya dan akan lebih baik daripada saya.
Akhirnya sampai saya lengser, secara terhormat looh, bukan karena kinerja yang jelek, tetapi memang sudah habis masa bhaktinya, sudah kelas 12 dan akan menghadapi ujian nasional, bayangkan, tetapi masih saja saya harus pegang, walau secara organisatoris sudah diserahkan kepada wakil saya.
Ada sedikit cerita, salah satu guru saya merupakan pengawas aktivitas dunia maya sekolah saya, dan beliau bercerita kepada saya, "Isa, saya ini pengawas aktivitas di dunia maya, saya pantau akun yang berkaitan SMK ... .,.. kebanyakan mereka menamakan akunnya secara pribadi, dan e-mail yang pribadi, saya salut sama kamu sa, kamu membuat blog OSIS yaa", saya jawab "ya Pak, ada apa", kemudian di jawab kembali "saya salut, karena kamu membuat blog nama OSIS, emailnya nama OSIS, bukan nama pribadi, seperti yang bapak temukan, oh yaa sa, kalau kamu sudah lulus, tolong serahkan kepada saya, nanti saya serahkan ke OSIS yang selanjutnya, tolong nanti sms atau facebook bapak".
Singkat cerita, artinya saya sudah melakukan yang sebagaimana mestinya, sekarang saya tinggal UN, lulus, periksa akun-akun lalu serahkan kepada guru saya, akhirnya pula saya mengerjakan itu sendiri, baik pemeriksaan email, password, dan lain-lain, agar pada saat diserahkan saya tenang dan tinggal tidur, akhirnya setelah saya selesai saya serahkan dan tuntaslah sudah.
Sejak saat itu, hingga beberapa saat yang lalu, saya membuka instagram, ternyata sudah membuat akun instagram dan aktif, walaupun tidak aktif setiap hari, tetapi saya agak lega, bisa melihat OSIS saat ini bisa berkreasi dan bebas berekspresi, tidak seperti dulu.
Itu baru cerita lhoo. panjang yaa, tetapi begitulah asam garam melahirkan E-OSIS di sekolah
Sekarang baru masuk ke dalam inti ceritanya, itu baru pemanasan doang, sarannya kapan niih, OK, OK mari kita mulai
Saat ini merupakan era milenial yang sangat...sangat...sangat bergantung dengan teknologi, apa saja bisa pakai teknologi, misalnya tutorial mencuci baju, memakai dasi, pelajaran pun bisa buka youtube atau line, facebook, whatsapp, mudah kan, tidak perlu tanya ayah, ibu ataupun keluarga yang lain.
OSIS pun juga begitu, tidak bisa terlepas dari era ini, lalu bagaimana eksistensialnya secara IPTEK, mudah kok cari saja dengan keyword OSIS di google, atau OSIS sekolahmu di google, pasti langsung di arahkan ke akun medsosnya, dan itu pasti.
Timbul masalah dalam seksi OSIS, yang berhak memegang komunikasi adalah Humas apa akun-akun itu akan dipegang Humas saja, apakah isinya itu-itu saja, tentang OSIS, acara disekolah yang basi, tidak, tidak sekali, kalau seperti itu artinya OSIS nya belum bisa kreatif.
Maka itu diperlukan sebuah seksi baru, dimana seksi ini tugasnya membantu Humas yang secara koordinator seperti yang lain kok, secara organisatoris apalagi, jangan ditanya, sama kok, hanya seksinya di tambah, lebih lanjut silahkan baca
Perlunya Seksi IPTEK Di dalam OSIS
Nah perlu dipertanyakan haruskah menunda menambah satu seksi saja, cukup tiga orang kok, tidak perlu banyak-banyak, karena kerjanya paling enak cuman buka handphone, ketik sana-sini, kelar kok, nahh kekreatifan inilah malah diperlukan dalam kehidupan nyata.
Dengan adanya seksi IPTEK ini patut di kedepankan, bahwa generasi millenial tidak terlepas dari teknologi, bahkan paham teknologi, sangat perlu adanya seksi ini di dalam OSIS, buat yang belum ada, jangan menunda dan jangan menunggu, buatlah sekarang juga.
Hmmm, menyangkut OSIS dan teknologi, saya rasa sudah tidak perlu lagi rapat OSIS secara fisik, butuh ruang yang besar, meja dan papan nama terpampang, cukup laptop, fasilitas internet saja sudah cukup, rapat-rapat OSIS bisa dilaksanakan di whatsapp atau line, bisa juga skype, bisa teleconfrence, canggih bukan.
Buatlah grup pengurus OSIS di whatsapp atau line, jadikan ketua, wakil sebagai admin grup, kalau perlu ajak pembinanya dan jadikan admin, canggih bukan, tidak perlu TOA lagi, surat edaran lagi, cukup di genggaman tanganmu saja sudah bisa rapat OSIS.
Lalu apa langkah selanjutnya untuk OSIS, tolong bagian ini dibaca dengan seksama dan diminta perhatiannya sekejap
Buatlah kegiatan seru
Anak zaman milenial kalau sudah mendengar kata bosan, bosan terus, coba sesekali OSIS membuat kegiatan yang seru, yang millenial dan bermanfaat, coba biasakan berekspresi dulu dalam rapat, baru diolah secara serius, biarkan ide millenial kalian mengalir begitu saja, lalu konsultasikan ke pembina dan guru yang lain, rapatlah dengan cara yang seru, serius tapi santai, gunakan cara unik atau media unik dalam penyampaian rapat.
Pancing respon dengan medsos
Sebagaimana tadi disampaikan diatas, medsos adalah sarana ampuh untuk berkomunikasi, komunikasilah dengan temanmu, kakak kelasmu, juniormu, untuk meminta pendapat, jangan buat survei yang kaku-kaku amat, biarkan mengalir saja, berjalan santai, dan harap bersabar.
Buatlah poster kegiatan
Walaupun kegiatan disekolah sekalipun, coba buat poster kegiatan yang unik dengan gambar-gambar yang instagrammable, yang difoto ok dan cool, kalau dibuat mural atau spanduk bisa jadi background foto yang apik dan bagus.
Biarkan OSIS mengalir
Buat bapak dan ibu guru yang menjadi pembina, ini nasihat untuk anda, jangan paksakan OSIS menjadi seperti yang anda inginkan, saya akui waktu sekolah dulu aturan dijunjung tinggi, disiplin juga tinggi, harus teratur dan rapih, sekarang zaman millenial sudah beda, tetapi tooh beberapa yang baik bisa diambil.
Biarkanlah OSIS mengalir mengikuti zaman dan kepengurusannya, setiap ketua dan pengurusnya pasti mempunyai target sendiri-sendiri dan ide yang impresif dan bombastis, jangan dihalangi, kan bisa yaa bapak-ibu.
OSIS, organisasi yang sosial
Seperti yang kita ketahui OSIS juga tidak bisa berdiri sendiri, OSIS sekolah kita berada memerlukan OSIS sekolah lain, untuk belajar dan studi banding, dan berkolaborasi kalau bisa, saat ini banyak forum-forum OSIS baik tingkat kelurahan, kecamatan, kabupaten / kota, provinsi, bahkan nasional, contohnya khusus SMK di Jakarta Barat ada FOSJ-B (Forum OSIS SMK Jakarta Barat), tingkat nasional ada FON (Forum OSIS Nusantara), coba bergabung dan berkolaborasi di dalamnya akan seru dan menarik
Khusus forum-forum yang sudah ada, tolong hidupkan dan buatlah kegiatan kalian semenarik mungkin, hidupkan media sosial kalian, OSIS bukanlah sekadar lambang yang dipakai di dada seragam putih kalian, melainkan sebagai identitas, dan harga diri kalian sendiri, harga mati.
Sarannya memang singkat dan padat, dibantu cerita yang mungkin juga ada cerita kalian mengenai asam garam pahit getir dalam OSIS, mudah-mudahan saya bisa sedikit membantu, silahkan kontak Facebook, gmail, dan twitter saya, kalau Line dan Whatsapp silahkan tanya-tanya secara pribadi yaa.. hehe
Komentar
Posting Komentar