Psikologi Dan Belajar

Kali ini saya akan membahas tentang psikologi dan belajar, sesuai judulnya pastilah kita akan membahas keterkaitan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya, lebih lanjut, simaklah artikel ini
Ya Psikologi dan Belajar secara nalar amatlah jauh bedanya, tetapi jika kita cermati dengan teliti ternyata keduanya amatlah berkaitan mari kita simak

Secara tanpa sadar kadang kala kita mau belajar tapi suasana hati sedang galau, badmood, dan malas kan, nah perasaan inilah yang megekspresikan kalau antara psikologi dan belajar itu ada kaitannya,

Dimana letak sisi psikologisnya ???

Letak sisi psikologis nya adalah pada perasaan itu sendiri

Kasus 1
galau karena sesuatu hal, yang mengakibatkan beberapa kegiatan yang sudah kita susun malah tidak dikerjakan alias tertinggal, sehingga kita enggan dan menjadi tertinggal

Kasus 2
Kita belajar matematika dan sugesti kita merespon sulit, susah, menakutkan maka muncullah rasa takut itu sehingga (bisa jadi) keringat dingin malah tingkat lebih lagi phobia Matematika, ini mengakibatkan kita malas belajarnya, takut, dan akhirnya menempuh segala cara untuk menghindarinya salah satunya membolos di hari yang ada pelajaran matematikanya

Nah kasus-kasus diatas adalah sebagian dari sekian banyak kasus yang dihadapi anak muda jaman sekarang, lalu bagaimana caranya mengubah kondisi psikologi seseorang seperti kasus di atas

Setiap kasus pasti ada penyebabnya, ragam macamnya, berbeda asalnya dan cara untuk mengubah nya

Kedua kasus ini, dan setiap kasus dapat dicegah dengan langkah awal untuk orang tua yakni
1. Ajaklah dialog terbuka kepada anak
Dialog terbuka adalah pintu gerbang mengetahui penyebab anak bertingkah aneh, dan perasaan hatinya selalu tidak nyaman, dialog ini dilakukan empat mata bahkan enam mata antara orang tua dan anak, kakak dan adik, dan dialog ini bersifat rahasia hanya boleh diketahui orang tua, anak, dan psikolog, dan patut diingat berdialog terbuka ini haruslah lembut, halus, penuh kasih sayang, tanpa kekerasan, sabar, berdoa, dan melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing

2. Cari solusi
Carilah solusi untuk menyelesaikan masalah anak,bertanyalah kepada yang ahli atau yang mengetahui masalah anak anda berikut saya contohkan solusi dari dua kasus diatas
Solusi kasus 1
Setelah dialog terbuka, hiburlah anak dengan cara anda, dan berikan motivasi serta nasihat-nasihat yang berarti sehingga rasa galaunya tidak selalu menggelayuti pikirannya dan perlahan-lahan rasa galaunya akan hilang dan kembali fokus, dan apabila (biasanya galau itu kumat) galau muncul lagi berikan motivasi dan lakukan dialog terbuka, diulang-ulang hingga galaunya hilang.

Solusi kasus 2
Setelah dialog terbuka, hiburlah anak dengan cara anda, dan berikan motivasi serta nasihat-nasihat yang berarti sehingga rasa takutnya terhadap pelajaran matematika hilang, rubahlah paradigmanya tentang matematika, berikan penjelasan apa itu matematika?, mengapa harus dipelajari?, benarkah matematika itu menakutkan, berikan penjelasan, dan apabila anda mampu anda ajari anak anda sendiri atau bawalah anak ke bimbel, tidak ada kata terlambat untuk belajar

3. Follow Up
Setelah solusi terpecahkan, follow up anak bagaimana keadaannya sudah membaik atau belum, kalau belum berdialog lagi dan nasihatilah anak terus menerus, sehingga anak yakin dan percaya dengan motivasi orang tuanya dia mampu dan bisa berubah menjadi lebih baik daripada hari ini, sehingga anak selalu mengingat apa yang orangtuanya ucapkan, dan nasihatinya

4. Selesai, bukan buka buku tutup buku
Setelah di follow up dan selesai, bukan berarti anda bersantai ria bukan, justru hal ini yang salah, malah-malah akan kambuh dengan jangka waktu yang sangat lama mungkin, dan anda perlu melakukan langkah yang sama, atau mencari cara yang lain jikalau penyebabnya lain

5. Berbagi
Jangan lupa pengalaman anda mungkin merupakan pengalaman orang lain, tidak ada salahnya jika ada orang yang bertanya, bagaimana mencari solusi untuk memecahkan masalah yang sama dengan masalah anda, kan berbagi itu baik, dan kebaikan kita akan dibalas pahala oleh tuhan kan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menerapkan Math Club (Klub Matematika) kedalam Ekstarakulikurer (Ekskul) Di Sekolah

Sekadar Saran #2 Menghidupkan forum OSIS